AHY bertemu Puan Maharani: apa motif AHY?
anastasismedia.com – AHY bertemu Puan Maharani beberapa waktu lalu menimbulkan banyak perspektif politik, mungkinkah demokrat akan merapat dan berkoalisi dengan PDIP Perjuangan.
Dinamika politik Indonesia memang sangat dinamis dan sangat berbeda dengan politik dari negara-negara maju seperti Eropa ataupun Amerika. Rival biasanya tidak akan pernah menjadi satu, tetapi politik dalam negeri tidaklah demikian.
Mengingat pada pilpres 2019 antara partai PDIP dan Gerinda, menunjukkan bahwa demokrasi dalam negeri lebih dewasa dan memiliki ciri tersendiri. Hal ini sangat dipengaruhi oleh culture dan kebiasaan dari masyarakat yang lebih mengedepankan musyawarah dan memiliki patriotisme yang tinggi.
Apa motif AHY bertemu Puan Maharani?
Panasnya persaingan politik dalam mempersiapkan pilpres 2024 memang sudah sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari pendukung partai dan capres sudah mulai menarik perhatian masyarakat dengan memberikan beberapa strategi politik.
Misalnya dengan memberikan kritik terhadap pemerintah yang memberikan simpatik kepada masyarakat atau membangun narasasi-narasi yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan publik.
Inilah politik, semua bersifat dinamis dan kadang bisa berubah, baik menjadi teman ataupun menjadi lawan. Mungkin inilah tujuan AHY ketika bertemu dengan Puan Maharani, yang bertujuan melakukan rekonsiliasi kepada partai PDI Perjuangan.
Melihat hubungan partai Demokrat dengan beberapa partai koalisi pendukung Anies Baswedan, sepertinya AHY tidak mendapatkan tempat untuk menjadi pendamping Anies pada pilpres 2024.
Hal ini terlihat bahwa belum adanya kesepakatan partai dalam memilih cawapres untuk mendampingi Anies pada pilpres 2024 mendatang. Oleh sebab itu, lobi-lobi partai politik sedang dilakukan oleh partai politik sendiri.
Keuntungan berkoalisi dengan PDIP
Mengingat partai PDIP adalah partai yang memiliki kematangan dalam mempersiapkan kader-kadernya pada pilpres 2024, maka menjadi pendukung Ganjar Pranowo dan mendukung PDIP apabila menang dalam pilpres 2024 akan sangat memberikan keuntungan.
Keuntungan inilah yang mungkin menjadi pertimbangan-pertimbangan dari partai Demokrat melalui AHY melakukan rekonsiliasi dengan bertemu Puan Maharani.
Oleh sebab itu, pertemuan politik tersebut pasti membicarakan tentang strategi politik untuk jangka panjang. Mengingat Puan Maharani dan AHY memiliki pengaruh yang besar karena nantinya mereka menjadi ketua umum partai.
Apakah AHY akan merapat dan mendukung PDIP?
Pertanyaan ini memang cukup sulit untuk terjawab, karena yang mengetahui pertemuan dan pembicaraan tersebut adalah mereka berdua. Oleh sebab itu, kita akan lihat dalam 1 sampai 3 bulan ini, bagaimana sikap politik demokrat dalam pilpres 2024 nanti.
Jika partai Demokrat merapatkan diri mendukung PDIP maka ini akan menjadi kerugian besar bagi Anies Baswedan. mengingat beberapa survei menunjukkan bahwa elektabilitis dan kepercayaan publik kepada Anies terus menurun.
Misalya hasil dari Lembaga Survei nasional (LSN) yang dilansir dari CNBCIndonesia. Hasil survei tersebut menunjukkan hasil elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 38,5%, Ganjar Pranowo 32,8% dan Anies Baswedan 21,9%.
Survei ini dilakukan pada tanggal 24 Mei 2023 di 34 propinsi dengan pemilih aktif yang sudah berusia 17 tahun dan sudah memiliki KTP.
Selain itu, apabla merujuk kepada hasil Survei Litbang Kompas pada bulan Mei 2023 juga menunjukan hal yang sama. Elektabilitas Anies Baswedan terus menurun dan mendapat 12,9% dan tertinggal jauh dari Ganjar Pranowo yang mendapatkan 24,7% dan Prabowo 25,8%.
Dalam dunia politik, koalisi akanselalu memberikan keuntungan bagi partai. Dengan demikian, mendukung partai yang memiliki peluang yang besar memenangkan pilpres 2024 tentu sangat penting.
Hal inilah yang kemungkinan menjadi pertimbangan-pertimbangan AHY melakukan rekonsiliasi dengan partai PDI Perjuangan. Mengingat elektabilitis Anies Baswedan yang terus menurun serta tidak adanya titik temu dalam penentuan cawapres.
Selain itu, permasalahan internal partai Nasdem yang muncul juga memberikan dampak negatif dan berkurangannya kepercayaan publik terhadap capres dari partai Nasdem.
Meskipun partai koalisi PKS dan Nasdem mengusung Anies Baswedan pada pilpres 2024 mendatang, namun sepertinya tidak ada titik temu antara Demokrat dengan partai koalisi tersebut.
Kesimpulan
Yang pasti AHY dan partai Demokrat belum memantapkan dukungannya kepada siapa mereka akan merapat. Apabila mendung Anies dan tidak mnjadi cawapres, sepertinya ini tidak akan mungkin terjadi.
Mengingat partai Demokrat adalah partai yang sudah mapan dan memilii basis dukungan yang lebih tinggi dari pada partai PKS. Tentu Demokrat akan memperjuangan AHY untuk menjadi cawapres Anies.
Apabila AHY tidak mendapatkan kursi cawapres, maka demokrat kemungkinan besar tidak akan pernah mendukung Anies Baswedan. Inilah dunia politik, apabila tidak mendapatkan keuntungan, mereka tidak akan berkoalisi.
Dalam menentukan capres dan cawapres setiap partai politik tentu memiliki pertimbangan-pertimbangan yang sistematis dan telah diperhitungan secara matang.
Mereka bertarung dalam kontes pilpres jelas untuk menang dan bukan untuk kalah. Mengingat biaya dalam pilpres sangat besar, terutama dalam mempersiapkan kampanye sampai dengan kontes pilpres berakhir.
Biaya-biaya tersebut tentu mendapat prioritas dan perhatian utama, sehingga masing-masing partai mempersiapkan capres dan cawapres terbaik untuk menang dalam pilres 2024.
Jika AHY bertemu Puan Maharani tentu memiliki maksud dan tujuan politik, hal ini sudah terbiasa dalam politik dalam negeri. Semonga saja pilpres mendatang dapat berlangsung dengan tertib, aman dan damai meskipun berbeda pilihan.
Bagaimana menurut pendapat kalian? Siapapun yang menjadi pilihan kalian, ketertiban dan keamanan harus tetap terjaga. Apabila kalian memiliki pendapat yang berbeda silahkan tuliskan dalam komentar.
Salam nusantara, salam kebhinekaan, salam NKRI.. MERDEKA..MERDEKA!