Anies Baswedan dibaptis: Benarkah demikian?
anastasismedia.com – Anies Baswedan dibaptis menjadi isu perbincangan yang menimbulkan banyak perdebatan, bahkan ada yang memberi nama baru, yaitu Yohanes Anies. Tentu hal ini memberikan dampak yang tidak baik terhadap elektabilitias Anies Baswedan sebagai capres partai nasdem dan kawan-kawan.
Pernyataan-pernyataan pada jejaring sosial terutama facebook, belum tentu benar. Oleh sebab itu, masyarakat harus hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan media sosial.
Setelah Pilgub DKI Jakarta, tingkat emosional netizen dan juga sikap radikal terus mengalami peningkatan. Media sosial menjadi alat untuk menyatakan sikap-sikap yang arogan, terutama dalam menggunakan kata-kata kasar yang sebenarnya tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat maupun norma-norma agama.
Benarkah Anies Baswedan pernah dibaptis?
Pertanyaan mengenai babtisan anies baswedan tidak memiliki sumber yang jelas dan hanya merupakan pernyataan-pernyataan personal pada jejaring sosial terutama facebook.
Selain itu, tidak ada bukti jika Anies Baswedan pernah menerima sakramen baptisan, nama Yohanes hanya pemberian para netizen media sosial.
Oleh sebab itu, masyarakat tidak boleh menyerang pribadi dari masing-masing capres atau cawapres, karena tahun-tahun ini adalah tahun politik. Meskipun tidak suka terhadap calon capres ataupun cawapres, jangan pernah menyerang kepribadiannya.
Mari bersama-sama mengkritik para pemimpin melalui kritik yang membangun, terutama dalam memberikan solusi dalam menghadapi persoalan-persoalan bangsa ini. Jangan lagi menggunakan isu sara dan agama dalam menyambut pemilu 2024 mendatang.
Perkembangan media sosial dan teknologi yang canggih, seringkali menjadi alat untuk menyebarkan kebencian, isu sara dan juga kebencian terhadap golongan atau terhadap perorangan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rasa saling peduli, saling menghormati antara pemeluk agama yang lain mulai terkikis sedikit demi sedikit. Padahal dalam pendidikan Sekolah Dasar, kita sudah mendapatkan pendidikan mengenai toleransi dan saling menghormati. Segelintir orang yang menyebarkan isu sara, bisa memberikan pengaruh yang besar kepada yang lain.
Mari bersama-sama memelihara dan menjaga bangsa ini sesuai dengan pesan-pesan para leluhur dan pejuang bangsa yang telah membangun Indonesia dengan darah dan nyawa. Jangan lagi menggunakan isu PKI atau menyerang kepribadian seseorang, meskipun berbeda pilihan politik.
Hati-hati berita dari medsos
Biarkan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya, karena perbedaan itu indah apabila bisa saling menjaga dan memelihara. jangan biarkan para politisi menggunakan isu sara dan agama untuk menarik suara masyarakat, padahal setelah menang, mereka tidak melakukan apa-apa.
Isu mengenai Anies Baswedan dibaptis ketika berkunjung ke Papua dan mendapat nama baptis Yohanes tidak memiliki sumber yang yang valid. Artinya berita tersebut adalah hoaks dan berita bohong.
Sebaiknya, jangan menggunakan isu-isu agama supaya tidak menciderai kerukuman umat beragama. Masyarakat juga sebaiknya tidak menggunakan berita-berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya dalam pembicaraan, karena menimbulkan banyak perdebatan.
Tahun-tahun politik akan semakin panas dan pastinya ada saja oknum-oknum yang menggunakan isu-isu sara dan menyebarkan kebencian melalui media sosial. Selain itu, menyebarkan kebencian dan berita bohong juga bisa terkena undang-undang ITE.