Essai dan Opini

Pemilihan Presiden 2024, Partai Nasdem Meradang!

anastasismedia.com – Pemilihan Presiden 2024 masih berlangsung tahun depan, tetapi isu-isu politik dan black campign sudah mulai bermunculan. Apakah politik identitas dan agama akan kembal mencuat seperti pemilihan Gubernur DKI Jakarta waktu itu?

Apakah ini berkaitan dengan adanya kasus salah satu menteri dari partai pengusung Anies baswedan yang diduga melakukan korupsi pembangunan BTS 4 kominfo.

Isu ini semakin memanas karena ada oknum-oknum yang menyatakan bahwa kasus tersebut adalah upaya pemerintah untuk menjegal Anies maju pilpres 2024. Pernyataan ini tidaklah benar, karena pemerintah telah menegakkan hukum dengan adil dan tidak ada intervensi terhadap aparat penegak hukum.

Meskipun demikian, masyarakat bisa mengawal persoalan ini. Kasus korupsi adalah persoalan terbesar bangsa ini, sehingga membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk memberantas korupsi ini.

Pemilihan Presiden 2024

Pemilihan Presiden 2024 masih lama, tetapi isu-isu saling menjegal dan black campaign sudah mulai terasa. Calon capres dan partai pendukung seharusnya adu kinerja dan program terbaik untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini, bukan sebaliknya.

Dugaan korupsi dari menteri yang berasal dari partai Nasdem juga memberikan dampak yang buruk terhadap pemerintahan, karena korupsi seringkali berkaitan dengan partai politik.

Penanganan kasus korupsi yang melibatkan elit politik seringkali menimbulkan persoalan yang besar, karena hal ini menyangkut banyak kepentingan. Sehingga tidak heran jika kasus yang melibatkan menteri dari partai Nasdem tersebut menimbulkan gejolak dalam dunia politik.

black campaign

Black campign atau kampanye hitam merupakan cara-cara yang digunakan oleh partai politik atau para pendukung capres untuk menyerang lawan politiknya dengan cara yang tidak sehat.

Misalnya dengan menyerang personal, keluargan ataupun kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh lawa politiknya, yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Kasus ini pernah terjadi pada pilpres 2019, misalnya siapa yang lebih Islam antara pak Jokowi dan pak Prabowo. Secara umum politik memang selalu terkait dengan “tujuan membenarkan cara”. Artinya bahwa untuk mencapai tujuan politiknya, maka mereka membenarkan semua cara.

Hal ini terlihat jelas dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta yang lalu, hal ini tentu sangat ironis. Seharusnya setiap calon pemimpin beradu argumen, program kerja dan juga langkah-langkah konkret dalam menyelesaikan persoalan masyarakat, bukan menyebarkan permusuhan dan kebencian.

Pemilihan Capres 2024 harus menjadi ajang demokrasi yang sehat. Oleh sebab itu, campur tangan masyarakat dalam menciptakan dan mengawal pemilu 2024 sangat penting.

Peran masyarakat sangat menentukan bagaimana pesta demokrasi tersebut dapat berjalan dengan terbit, jujur, adil dan aman.

playing victim

Para elit partai seharusnya memberikan contoh demokrasi yang baik kepada masyarakat, bukan justru menyerang personal serta melakukan playing victim. Seolah-olah membela masyarakat dan menjadi korban dari kebijakkan pemerintah.

playing victim adalah cara seseorang membela dirinya dengan bertindak seolah-olah dirinya menjadi korban. Misalnya seseorang telah melakukan kesalahan karena perbuatannya sendiri, tetapi karena tidak mau bertanggung jawab.

Supaya bisa lari dari kesalahan tersebut, maka ia bertindak seolah-ola menjadi korban. Dalam dunia politik, playing victim sering merupakan tindakan yang melanggar norma dan etika dalam berpolitik.

Misalnya, kasus kemiskinan masyarakat terjadi karena kesalahan pemerintah pak Jokowi, padahal masalah kemiskinan sudah terjadi pada masa lalu.

Banyak presiden yang gagal menyelesaikan kasus ini sebelum masa pemerintahan bapak jokowi. Jadi, playing victim selalu digunakan oleh elit politik untuk membenarkan dirinya sendiri dan menggunakan orang lain sebagai kambing hitam.

playing victim menyebabkan demokrasi yang ada menjadi ternodai dan menjadi cidera, karena para pemimpin tidak lagi beradu program dan kemampuan dalam bekerja, tetapi selalu mencari pembenaran atas kelemahan ata kesalahan orang lain.

Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan para pemimpin yang profesional, mampu bekerja, smart, menyatukan masyarakat dan mampu membangun Indonesia lebih maju. Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa kerja dan bukan hanya sekedar membangun narasi dalam berpolitik.

Penting sekali bagi masyarakat untuk melihat setiap persoalan politik dengan bijak dan pastinya dengan hati-hati. Hal ini untuk menghindari sentimen negatif antara pendukung darimasing-masing capres.

Kesimpulan

Pesta demokrasi tahun 2024 seharusnya dapat berjalan dengan jujur, adil dan demokrasi. Perbedaan dukungan terhadap capres tidak menjadikan permusuhan ataupun kebencian terhadap perorangan atau golongan.

Artikel ini mengajak semua masyarakat untuk bebas menentukan dukungan kepada calon capres dan cawapres dengan saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Artinya bahwa orang lain juga memiliki kebebasan dalam memberikan dukungan kepada capres dan cawapres.

Apabila melihat cultere bangsa Indonesia dalam sejarah, masyarakat Indonesia sangat menjujung tinggi sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini bisa terlihat dari semua lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Oleh sebab itu, pesta demokrasi ini harus berlangsung dengan damai, supaya bisa menjadi ajang yang mempersatukan dan saling menghormati hak-hak masing-masing individu dalam bernegara.

Jangan lagi bangsa ini mudah di adu-domba seperti pada zaman penjajahan. Celah inilah yang nanti digunakan oleh bangsa lain untuk menghancurkan negara Indonesia tercinta ini.

Spread the love

Iman K

Teacher yang menyukai banyak tantangan (Anak kesayangan Tuhan). "Jangan pernah menyerah, karena perjalanan hidup masih panjang".

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *