Pendidikan anak, siapa yang bertanggung jawab?
Pendidikan anak seringkali menjadi persoalan dalam rumah tangga, karena orang tua tidak memiliki kesepahaman dalam mendidik anak di rumah. Siapa yang yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak?
Pertanyaan ini muncul karena adanya orang tua yang hanya menyerahkan pendidikan anak kepada salah satu pihak saja. Misalnya Ayah menyerahkan pendidikan anak kepada ibu, karena ia sibuk bekerja atau sebaliknya.
Padahal, keduanya memiliki tanggung jawab sama dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Lingkungan keluarga memberikan dampak yang signifikan terhadap sikap dan karakter seorang anak.
Anak-anak belajar berbicara, mendengar, bertanggung jawab, suka menolong atau peduli terhadap orang lain karena mereka belajar dari orang tua. Jadi, keluarga adalah tempat pendidikan dini atau yang pertama dan utama bagi anak.
Teori Sigmund Freud yang menjelaskan bahwa seorang anak yang lahir seperti kertas putih memberikan reformasi terhadap dunia pendidikan anak. Artinya, bahwa keluargalah yang akan mengisi dan menulis dengan tinta di kertas putih tersebut.
Keluarga yang akan menentukan bagaimana keadaan anak tersebut, apakah akan menjadi baik atau menjadi jahat. Oleh sebab itu, orang tua harus memahami betul tentang pentingnya pendidikan anak.
Pendidikan Anak
Banyak persoalan yang muncul mengenai kenakalan anak-anak yang masih berusia belasan tahun di media sosial. Artinya, banyak orang tua yang tidak maksimal dalam mendidik anak-anak mereka. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang dipengaruhi oleh budaya, lingkungan sosial, ekonomi, perceraian maupun broken home.
Sadar atau tidak sadar, banyak orang tua yang telah berperan dalam menciptakan munculnya kenakalan pada anak-anak. Padahal, orang tua seharusnya menjadi model dan figur yang ideal bagi anak-anak untuk belajar tentang kehidupan ini.
Kebaikan, kasih sayang, kepedulian seharusnya terpancar dari orang tua, sehingga anak dapat belajar melalui contoh yang nyata. Dengan demikian lingkungan keluarga menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi anak.
Mendidik dan membesarkan anak memang bukanlah persoalan yang mudah, karena membutuhkan komitmen, keseriuasan dan juga tanggung jawab. Oleh sebab itu, pasangan yang menikah harus benar-benar siap untuk membangun sebuah keluarga.
Fungsi dari pendidikan anak adalah untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spritual dan sosial dengan lingkungan rumah yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. [1]
1. Memiliki tanggung jawab
Siapa yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak? Pertanyaan ini seringkali muncul karena orang tua tidak sungguh-sungguh bertanggung jawab dalam mendidik anak. Karena tanggung jawab ini terletak pada Ayah dan Ibu secara penuh, kedua-duanya memiliki tanggung jawab yang sama.
Tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak memberikan pendidikan kepada anak, mesikupn sibuk dengan berbagai pekerjaan. Langkah awal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah bertanggung jawab.
Tanggung jawab dalam mendidik anak meliputi banyak hal. Misalnya tanggung jawab secara jasamani, yaitu membesarkan, merawat, memberikan makanan yang bergizi, membelikan pakaian atau menyekolahkan anak.
Secara jasmani orang tua bertanggung dalam membesarkan anak secara fisiologis, supaya anak dapat mengalami pertumbuhan sebagaimana mestinya. Meskipun dalam kasus-kasus tertentu, ada orang tua yang tidak bertanggung jawab dalam membesarkan dan mengasuh anak-anaknya.
Selain itu, orang tua jug bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak secara rohani, yaitu memberikan pendidikan agama sesuai dengan kepercayaannya. Hal ini penting, supaya mereka tumbuh dewasa dengan memiliki akhlak dan pekerti yang baik.
Pasangan yang sudah matang dalam menikah, tentu akan memiliki perencanaan yang jauh lebih baik dalam mempersiapkan segalanya. Hal ini sangat penting, karena mengasuh dan membesarkan anak membutuhkan biaya yang besar.
Oleh sebab itu, sebelum menikah harus terlebh dahulu mempersiapkan segalanya, supaya dalam membesarkan anak tidak muncul persoalan-persoalan tertentu terutama dalam hal uang.
Tanggung jawab dalam mendidik dan membesarkan anak-anak merupakan tugas orang tua secara penuh. Jadi, orang tua harus mempersiapkan dan merencanakannya engan baik.
2. Memiliki komitmen
Mendidik dan membesarkan anak membutuhkan komitmen yang sungguh-sungguh dari orang tua. Komitmen ini bukan hanya sekedar kata-kata saja, melainkan garus benar-benar dilakukan.
Komitmen dalam mendidik anak memang tidak mudah untuk dilakukan, karena banyak orang tua yang kadang membiarkan anak-anaknya bermain media sosial atau bergaul tanpa memberikan pengawasan.
Hal ini memang sering menimbulkan pertanyaan, bagaimana pola orang tua dalam mendidik anak? Jenjang pendidikan, pengetahuan dan juga pengalaman memang memberikan dampak yang signifikan dalam mendidik anak.
Jenjang pendidikan orang tua kadang sangat memberikan pengaruh terhadap cara atau metode dalam mendidik anak, sehingga menyebabkan perbedaan pola dalam mendidik anak.
Namun yang terpenting adalah orang tua memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mendidik anak. Bagaimana kehidupan anak tersebut di masa depan, sangat ditentukan oleh pendidikan orang tua.
Selain itu, pengaruh teknologi yang semakin maju, dunia media sosial yang semakin canggih juga sangat memberikan dampak kepada sikap dan perilaku anak. Keterbukaan, tanggung jawab perlu di tanamkan sejak dini kepada anak-anak, supaya mereka dapat bertanggung jawab.
3. Mau belajar
Mendidik anak memang tidak mudah, sehingga membutuhkan kemauan untuk belajar mengenai perkembangan anak. Orang tua harus meluangkan waktu untuk belajar secara mandiri, baik online maupun melalui membaca buku-buku tentang cara mendidik anak.
Tujuannya adalah supaya orang tua mengetahui fase-fase perkembangan anak yang selalu menimbulkan banyak perubahan, baik secara fisiologis maupun psikologis.
Hal ini membutuhkan kecakapan dan kemampuan khusus, supaya orang tua dapat memberikan didikan yang tepat sesuai dengan perkembangan dan umur anak.
Dengan belajar mengenai cara mendidik anak, orang tua akan memiliki referensi untuk mempersiapkan metode dan cara yang tepat dalam menghadapi perubahan-perubahan sikap anak yang terjadi secara alamiah.
Dengan demikian, orang tua tetap bisa mengontrol dan memiliki pendekatan-pendekatan yang tepat dalam memberikan nasehat atau pun dalam mendidik anak di rumah.
Apabila orang tua sudah memiliki tanggung jawab dan komitmen dalam mendidik anak, maka kasus kenakalan remaja dan anak-anak di bawah umur dapat berkurang.
Orang tua adalah kartu AS dalam memberikan didikan kepada anak. Jika orang tua gagal, maka kemungkinan pendidikan di sekolah juga akan gagal. Artikel memberikan deksripsi mengenai pentingnya tanggung jawab orang dalam mendidik anak, karena nasib moral generasi penerus bangsa terletak pada orang tua.
Apabila kartu AS tersebut tidak menjalankan fungsi sebagaiana mestinya, maka kemungkinan besar kasus kenakalan anak-anak usia remaja akan meningkat.
Faktor keluarga sangat signifikan dalam membentuk sikap, karakter, spiritual seorang anak. Tanpa adanya orang tua, maka mendidik anak akan timpang dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Semoga pendidkan anak selalu mendapatkan perhatian dari semua orang tua dan juga pemerintah, peranan masyarakat juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang ramah, aman dan nyaman bagi anak.
Sumber Reference: