Pendidikan karakter diera digital
Pendidikan karakter diera digital memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para guru dalam mendidik anak-anak. Munculnya banyak kasus kenakalan anak-anak dan remaja membuat pendidikan era digital menjadi sangat penting.
Selain itu, ada juga kasus-kasus narkoba, tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, begal atau pun tindak kejahatan yang pelakunya adalah para pelajar. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimana dengan kualitas dari pendidikan itu sendiri.
Adanya kasus bulying juga menunjukkan bahwa karakter pelajar sedang tidak baik-baik saja, merendahkan dan mengolok-olok orang lain menjadi kebiasaan.
Pembentukan karakter sejak dini memang sangat penting, supaya menumbuhkan budi pekerti bangsa yang baik. Lalu bagaimana peran pendidikan itu sendiri pada era digital sekarang?
Pendidikan Karakter diera digital
Pendidikan karakter diera digital bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa memilik akhlak dan moral yang baik, guna menciptakan kehidupan berbangsa yang memiliki akhlak dan moral yang mulia.
Tujuan Pendidikan karakter dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Yaitu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Peserta diik juga harus berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk memajukan pendidikan, pemerintah memperkenalkan program pemerintah yang namanya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). PPK merupakan usaha untuk membudayakan pendidikan karakter di sekolah.
Program ini akan berjalan secara bertahap dan sesuai kebutuhan. Program ini juga bertujuan untuk mendorong pendidikan berkualitas dan serta membawa peserta didik memiliki akhlak yang mulia.
Meningkatkan pendidikan diera digital
Penerbitan Peraturan Presiden nomor 87 pasal 2 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) memiliki tujuan yang sangat jelas.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila.
Harapannya adalah karakter dan budaya bangsa yang identik dengan nilai-nilai moral yang baik, sopan-santun,dan saling menghargai tidak tergerus oleh perkembangan teknologi era digital ini.
Pendidikan nasional yang mengedepankan pendidikan karakter sebagai dasar utama dalam penyelenggaraan pendidikan karakter sangatlah tepat.
Dengan dukungan dan peran serta dari masyarakat dan lembaga pendidikan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal sangat membantu dalam penerapkan pendidikan yang tepat kepada peserta didik.
Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi penidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Menurut Piaget anak usia 7-11 tahun mengalami tingkat perkembangan operasinal konkret. Tingkat ini merupakan permulaan anak berpikir secara rasional. Biasanya anak-anak remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan banyak bertanya mengenal hal-hal tertentu.
Apabila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode ini memilih mengambil keputusan yang logis.
Oleh sebab itu, membentuk dan membiasakan anak-anak dengan pendidikan karakter akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan keputusan-keputusan dalam menghadapi kehidupannya.
Pada zaman digital, anak usia sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan barang-barang teknologi seperti ponsel, komputer, video game dan lain-lain.
Peran guru dalam pendidikan karakter
Pendidikan karakter diera digital adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik.
Peran guru dalam pendidikan karakter begitu sangat penting, karena guru menanamkan nilai-nilai spiritual, akhlak dan kebiasaan yang baik. Hal ini akan membuat peserta didik menjadi paham tenang mana yang benar dan salah.
Pada periode anak sekolah dasar, metode yang dilakukan guru untuk mengembangkan karakter adalah pengarahan, pembiasaan, keteladanan, penguatan, serta nilai-nilai sipiritual.
Nilai-nilai karakter yang bisa digali dalam pembelajaran seperti religius, jujur, kerja keras, disiplin, rasa tanggung jawab, cinta tanah air, peduli terhadap lingkungan sekitar, jiwa sosial yang kuat.
Teknologi membantu memudahkan segala aktifitas manusia, pencarian informasi, penyampaian informasi dan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik.
Konsep pendidikan karakter
Karakter Istilah karakter dalam bahasa yunani dan latin adalah “charassein”, yang artinya mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan.
Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan: Pertama, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
Kedua, menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga, menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga.
Keempat, menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keenam, karakter akan terbentuk bila aktivitas terjadi secara berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter.
Pembentukan karakter sangat berhubungan dengan keluarga dan kehidupan sehari-hari, karena keluarga adalah tempat pertama bagi anak-anak untuk belajar.
Selain itu, proses pengembangan keterampilan begitu sangat penting, hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan membekali peserta didik dengan hal-hal yang positif.
Prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang berfokus kepada pembentuka akhlak dan attitude para peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan karakter.
Berikut ini prinsip-prinsip dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa yaitu: Pertama, nilai dapat diajarkan dengan memperkuat nilai-nilai yang luhur budaya bangsa. Dengan demikian, ada terintegrasi dengan berbagai materi pelajaran.
Kedua, proses perkembangan nilai-nilai karakter bangsa melalui kegiatan belajar setiap mata pelajaran. Ketiga, proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa merupakan proses yang berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan.
Keempat, diskusi tentang berbagai pembelajaran dengan contoh kasus dapat meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotoriknya peserta didik. Guru harus menggunakan beragai metode pembelajaran, supaya kegiatan belajar tidak membosankan.
Kelima, program perkembangan dirinya melalui kegiatan-kegiatan rutin budaya sekolah, keteladanan, pembelajaran kelompok, saling berbagi maupun tindakan nyata menolong orang lain.
Pengkondisian dan pengintegrasian pendidikan nilai karakter dengan materi pelajaran, serta merujuk kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran.
Sumber Artikel
Dini Palupi Putri, “Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar Di Era Digital,” AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar 2, no. 1 (2018): 37.