Seks bebas anak remaja, ini salah siapa?
Seks bebas anak remaja menjadi tugas dan tanggung jawab utama orang tua, sekolah dan juga pemerintah. Rasa keingintahuan yang besar yang dipunyai oleh anak muda sebetulnya hal yang positif.
Rasa ingin tahu mendatangkan energi pikir, dan juga bisa menaikkan pengertian serta wawasan anak muda. Akan tetapi, jika tidak diawasi dengan cakap, rasa penasaran serta serta rasa ingin tahu yang tinggi bisa menimbulkan anak remaja pada seks bebas.
Mencegah Seks Bebas
Mencegah seks bebas menjadi tugas utama orang tua dan sekolah. Karena tempat pendidikan yang pertama adalah keluarga, dan yang kedua adalah sekolah.
Masa remaja yang memasuki masa “pubertas” adalah masa-masa yang rentan terhadap pergaulan bebas. Gejolak seksual yang tinggi karena kematangan fungsi-fungsi seksualitas dapat membuat dan mempengaruhi sikap menyimpang.
Kenakalan anak remaja dalam pergaulan yang bebas karena disebabkan oleh gejolak seksual yang tinggi dan belum bisa terkontrol dengan baik.
Mencegah seks bebas tidak dapat dilakukan dengan pendidikan yang ketat kepada anak, mencegah seks bebas membutuhkan pembinaan, komunikasi, menanamkan nilai-nilai spiritual, dan juga kasih sayang.
Masalah terbesar yang dihadapi oleh orang tua saat ini adalah pergaulan bebas anak-anak remaja yang sulit terkontrol.
Banyak sumber menjelaskan bahwa anak-anak muda secara leluasa melakukan seks bebas. Setiap tahun diperkirakan 15 juta anak muda berumur 15-19 tahun telah melahirkan anak.
Seks bebas anak remaja harus menjadi perhatian kita bersama, sekolah-sekolah harus menjadi tempat pendidikan yang baik dalam membentuk karakter anak.
Memberikan pemahaman kepada anak tentang kesehatan reproduksi, bahaya seks di luar nikah, penyakit menular begitu sangat penting. Dengan memberikan bimbingan, anak-anak memiliki pengetahuan tentang bahaya dari seks bebas itu sendiri.
Anak-anak remaja akan lebih hati-hati dalam bergaul, mereka juga akan menjadi orang bertanggung jawab.
Dampak Seks Bebas
Seks bebas pada anak remaja memberikan dampak yang cukup mengerikan bagi pelakunya, selain berdosa seks bebas juga menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya.
Sekitar 4 juta melaksanakan pengguguran serta nyaris 100 juta terkontaminasi Penyakit. Secara universal, 40 persen dari seluruhnya terjangkit penyakit HIV AIDS, penularan ini terjadi karena seks bebas.
Mencegah dan mengendalikan pergaulan bebas anak remaja di Indonesia memang tidak mudah. Peran serta orang tua dalam mendidik, membina dan menanamkan nilai-nilai pekerti dan spiritual begitu sangat penting.
Nilai-nilai spiritual agama memiliki peran yang besar dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak remaja.
Seks bebas anak remaja yang semakin marak harus dicegah, tentunya melawan seks bebas di lapisan masyarakat membutuhkan pengorbanan. Artikel ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk ikut serta memperbaiki keadaan moral anak-anak remaja.
Peran semua lapisan masyarakat tersebut dapat diwujudkan dengan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya sendiri. Ini adalah langkah sederhana.
Meningkatnya angka aborsi di kalangan anak muda menunjukkan bahwa banyak kegagalan dalam pendidikan di rumah, termasuk orang tua yang gagal dalam mendidik anak.
Sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan dapat menambah kegiatan-kegiatan yang positif bagi anak-anak. Sekolah harus menjadi tempat kedua bagi pendidikan karakter dan moral anak.
Pergaulan bebas pada anak remaja membutuhkan peran orang tua dan juga peran sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter dan budi pekerti yang baik.
Kegagalan keluarga dan sekolah dalam mendidik anak dapat menyebabkan anak-anak remaja tidak memiliki moral dan etika yang baik. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus anak-anak remaja yang tidak menghormati orang tuanya.