Mengajar anak berkebutuhan khusus, sulit ??
anastasismedia.com – Mengajar anak berkebutuhan khusus tentu membutuhkan kesabaran, karena mereka memiliki keterbatasan secara intelektual, fisik, sosial terutama dalam hal komunikasi. Pendidikan anak yang memiliki kebutuhan khusus begitu sangat penting.
Sebagai seorang pendidik, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut.
Dengan strategi dan teknik yang tepat, guru dapat membantu mereka mencapai potensi mereka secara maksimal, baik dalam lingkungan akademik maupun sosial.
Mengajar anak berkebutuhan khusus
Pada artikel kali ini, kita akan membahas beberapa tips cara efektif mengajar anak berkebutuhan khusus. Menurut Gava et al., 2014 menyatakan bahwa mengajar anak berkebutuhan khusus maka:
Pertama, guru sebaiknya memahami kebutuhan anak serta gaya belajarnya. Kedua, ciptakan lingkungan belajar yang terstruktur yang dapat membantu mereka merasa lebih nyaman.
Ketiga, gunakan aktivitas visual dan multi-indera sebagai fasilitas pembelajaran. Keempat, memberikan tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik misalnya dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mereka mudah memahaminya.
Berikan positive reinforcement dan feedback khusus untuk membantu mereka tetap termotivasi dalam mengerjakan tugas. Beberapa tips tersebut cukup membantu guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus. Namun berikut ini beberapa tips yang mungkin menjadi tips tambahan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.
1. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik serta melakukan asesmen
Guru perlu memahami bahwa setiap anak yang berkebutuhan khusus adalah unik dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, sebelum adanya proses belajar dan mengajar, guru harus membuat assesmen dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan peserta didik.
Tindakan ini akan menolong guru supaya dapat mengembangkan rencana program pembelajaran untuk setiap peserta didik.
2. Membuat rencana program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Dengan adanya rencana program pembelajaran individual (RPPI) sayang membantu dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Selain itu, proram pembelajaran individual juga akan mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan dari setiap pembelajaran.
program pembelajaran individual (RPPI) yang dalam penyusunannya harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Hal ini untuk memastikan anak-anak akan lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
Saat mengembangkan program pembelajaran atau kegiatan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, penting juga untuk menyusun program pembelajaran yang menggunakan berbagai panca indra.
Misalnya, menggunakan alat multisensor seperti alat bantu visual yang dapat membantu saat mengajarkan matematika seperti konsep berhitung.
3. Kesabaran dalam melatih peserta didik (Melakukan drilling secara berulang-ulang)
Tips penting lainnya untuk mengajar anak berkebutuhan khusus adalah kesabaran selama belajar. Peserta didik memerlukan banyak waktu dan latihan (drilling) sebelum memahami konsep sepenuhnya; karenanya membutuhkan kesabaran.
4. Komunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
Selain itu, komunikasi merupakan bagian cukup penting bagi siswa dalam memahami pelajaran. Ketika siswa mampu memahami materi yang dijelaskan oleh guru, maka siswa akan dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan.
Guru juga harus bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan bahwa perkembangan akademik dan karakter siswa mendapat dukungan disekolah dan juga dalam keluarga. Dengan komunikasi yang tepat, maka tujuan perkembangan akademik dan karakter dapat tercapai.
5. Memberikan reward/ Penghargaan
Motivasi dan penguatan positif juga sangat memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan memberikan motivasi serta memuji, maka mereka akan merasa dihargai. Tindakan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
6. Memahami keberagaman anak
Keberagaman anak yang dimaksud disini bukan merupakan hanya berdasarkan latar belakang, suku, agama, dan ras. Tetapi juga memahami keberagaman anak berkebutuhan khusus secara spesifik. Berikut ini kita akan bahas beberapa gangguan atau kelainan anak berkebutuhan khusus.
a. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD merupakan suatu kondisi ketidakberfungsian otak secara normal pada orang yang mengalaminya. Sehingga menyebabkan orang tersebut sulit untuk memusatkan perhatiannya (sulit konsentrasi) baik ketika belajar ataupun melakukan aktivitas lainnya.
Dalam kondisi tertentu mereka tidak dapat duduk dengan tenang selama 10-30 menit. Pasti mereka akan selalu berjalan-jalan dan menggerakkan tangan/kaki/atau benda-benda yang ada di sekitar.
Bila mereka terlalu aktif di dalam kelas, ini dapat mengganggu proses belajar mengajar. Bagaimana cara mengahadapi anak yang Hiperaktif? Yang pertama, guru harus menyampaikan peraturan yang ada di sekolah mengenai apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Jangan lupa untuk selalu mengingatkan mereka secara konsisten “Do Not Break the Rule” tidak boleh melanggar peraturan. Apabila mereka melanggar maka siswa tersebut akan mendapat konsekuensi misalnya waktu istirahat 15 menit dikurangi menjadi 10 menit.
Yang kedua, melalui pendekatan. Berikan kesempatan pada anak bahwa dia boleh berjalan-jalan atau bergerak-gerak tapi dalam waktu tertentu misalnya selama 3-5 menit.
Setelah itu anak akan duduk tenang dan kembali belajar. Sebagai guru kita juga perlu flexible memahami kondisi anak yang tidak mampu mengontrol dirinya.
Terkadang bila anak tidak mampu mengikuti rules yang ada dia akan menyakiti dirinya sendiri atau bahkan menyakiti orang lain. Makanya perlu ada pendekatan dan diskusi yang menghasilkan kesepakatan bersama.
b. ASD (Autism Spectrum Disorder)
ASD merupakan gangguan perkembangan saraf sehingga menyebabkan masalah pada kemampuan anak dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
Pada umumnya, anak ASD sulit untuk melakukan eye contact (sulit memandang mata lawan bicara) mereka akan selalu berpaling ketika berbicara, walaupun sebenarnya mereka mendengarkan orang yang sedang berbicara.
Mereka juga sulit untuk menyampaikan keinginan mereka melalui kata-kata dan kalimat yang jelas. Kata-kata yang digunakan biasanya terbalik dan tidak beraturan.
Untuk itu, penting bagi guru mengobservasi dan mengassesmen apa yang menjadi kebutuhan anak sehingga anak mampu menyampaikan keinginannya baik secara lisan ataupun tulisan.
c. SLD (Specific Learning Disability)
SLD merupakan gangguan neurologi pada syaraf pusat yang menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan belajar. Kemampuannya tidak sesuai dengan anak normal pada umumnya, sehingga anak tersebut jauh tertinggal dari teman seusianya.
Kalau secara fisik kita sulit membedakannya dengan anak normal pada umumnya. Kita hanya bisa mengetahui anak tersebut mengalami gangguan SLD bila sudah dilakukan observasi, assesmen, dan diagnosa dari prikolog.
SLD ini memiliki berbagai macam misalnya: peserta didik mengalami gangguan speech delay, tuna grahita, disgrafia, disleksia, dan lain sebagainya. Semoga tulisan ini menginspirasi guru dan para pendidik dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Tetap semangat!